kesehatan

Jumat, 17 Agustus 2012

Makalah Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)


Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)

for benign prostatic hyperplasia bph
Pengertian
Benigna prostat hipertrofi adalah pembesaran progresif pada kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih dari 50 tahun) yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius. (Doengoes, 2000: 67)
Tanda-tanda
·        Mengejan
·        Pancaran lemah
·        Pengosongan tidak sempurna
·        Kencing tidak puas
·        Kencing terputus
·        Sering kencing
·        Kesulitan menahan rasa ingin kencing
·        Menetes setelah kencing
·        Kencing malam hari
Etiologi
Penyebab BPH belum jelas namun terdapat faktor resiko umur dan hormon enstrogen 
(Mansjoer, 2000 hal 329)
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya hiperflasia prostat tetapi beberapa
hipotesis menyebutkan bahwa hiperflasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar Dehidrotesteron
(DHT) dan proses aging (menjadi tua).
      Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperflasia prostat adalah:
1.      Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia lanjut
2.      Peranan dari growth factor sebagai pemicu pertumbuhan stoma kelenjar prostat
3.      Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
4.      Teori sel stem menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel stem sehingga menebabkan menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi kelenjar prostat menjadi berlebihan (poenomo, 2000, hal 74-75)
Penyebab BPH tidak diketahui, tapi tampaknya terdapat kaitan dengan perubahan derajat hormon yang
dialami dalam proses lansia. (Barbara C Long, 1999: 32)
Patofisiologi
BPH sering terjadi pada pria yang berusia 50 tahun lebih, tetpai perubahan mikroskopis pada prostat sudah
dapat ditemukan pada usia 30-40 tahun. Penyakit ini dirasakan tanpa ada gejala. Beberapa pendapat
mengatakan bahwa penyebab BPH ada keterkaitan dengan adanya hormon, ada juga yang mengatakan
berkaitan dengan tumor, penyumbatan arteri, radang, gangguan metabolik/ gangguan gizi. Hormonal yang
diduga dapat menyebabkan BPH adalah karena tidak adanya keseimbangan antara produksi estrogen dan
testosteron. Pada produksi testosteron menurun dan estrogen meningkat. Penurunan hormon testosteron
dipengaruhi oleh diet yang dikonsumsi oleh seseorang. Mempengaruhi RNA dalam inti sel sehingga terjadi
proliferasi sel prostat yang mengakibatkan hipertrofi kelenjar prostat maka terjadi obstruksi pada saluran
kemih yang bermuara di kandung kemih. Untuk mengatasi hal tersebut maka tubuh mengadakan
oramegantisme yaitu kompensasi dan dekompensasi otot-otot destruktor. Kompensasi otot-otot
mengakibatkan spasme otot spincter kompensasi otot-otot destruktor juga dapat menyebabkan penebalan
pada dinding vesika urinaria dalam waktu yang lama dan mudah menimbulkan infeksi.
            Dekompensasi otot destruktor menyebabkan retensi urine sehingga tekanan vesika urinaria
meningkat dan aliran urine yang seharusnya mengalir ke vesika urinaria mengalami selek ke ginjal. Di ginjal
yang refluks kembali menyebabkan dilatasi ureter dan batu ginjal, hal ini dapat menyebabkan pyclonefritis.
Apabila telah terjadi retensi urine dan hidronefritis maka dibutuhkan tindakan pembedahan insisi. Pada
umumnya penderita BPH akan menderita defisit cairan akibat irigasi yang digunakan alat invasif sehingga
pemenuhan kebutuhan ADC bagi penderita juga dirasakan adanya penegangan yang menimbulkan nyeri luka
post operasi pembedahan dapat 
Pemeriksaan Fisik :
·         Kandung kencing penuh (Adanya retensio urine)
·         Nyeri Suprapubik (Tanda-tanda infeksi saluran kencing)
·         Colok dubur terasa pembesaran prostat
Terapi :
a.       Non bedah :   Medikamentosa (alfa blocker & anti androgen) sementara pemasangan kateter
b.      Bedah :   Operasi terbuka (Prostatektomi)

Sumber Referensi :
 Doengoes, 2000: 67
Mansjoer, 2000 hal 329
Poenomo, 2000, hal 74-75
Barbara C Long, 1999: 32
http://dokterbedahmalang.com/hipertrofi-prostat-benigna-bph/ 
  

Rabu, 15 Agustus 2012

Artikel Kesehatan (Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut)

Mitos Masuk Angin Duduk = SSJKA
ANGIN DUDUK = SSJKA (Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut)



Kemarin ada seorang teman dikantor yg meninggal di usia yg ke-31 dgn
status single. Menurut dokter-dokter yg turut melayat, kemungkinan
penyebabnya adalah Angin Duduk, karena hari senin. Dia masih masuk
kantor, walaupun pada saat jam istirahat minta ijin pulang karena
kepalanya pusing. Kebetulan ybs tidur sekamar dgn kakak perempuannya
yg juga bekerja di kantor yg sama dan masih sempat terbangun karena
adiknya menanyakan minyak kayu putih sekitar setengah 12 malam, lalu
paginya waktu dibangunkan pagi hari utk berangkat ke kantor, ternyata
sang adik sudah meninggal dgn posisi tidur dgn wajah sedikit menahan
rasa sakit dan kebiruan sekitar leher.

Atas dasar itulah saya informasikan sedikit mengenai Angin Duduk atau
nama kerennya Sindrom Jantung Koroner Akut.

1. Angin Duduk sama dgn Sindrom Jantung Koroner Akut Hanya dlm 15
menit sampai 30 menit, orang yg terserang angin duduk bisa meninggal.
Padahal, penderita, sebelumnya terlihat sehat-sehat saja. Dunia
kedokteran selama dua tahun terakhir berhasil mengidentifikasi istilah
baru penyakit jantung yg akrab disebut angin duduk.

2. Ternyata, penyakit ini tak sekedar masuk angin berat, tetapi
identik dgn sindrom serangan jantung koroner akut(SSJKA).
Teridentifikasinya istilah ini, menurut Guru Besar Bidang Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, Prof DR dr Teguh Santoso.SpPD, di Jakarta, pekan
lalu.

Menandai sebuah koreksi besar terhadap mitos yg berkembang
dimasyarakat selama ini. Bahwa masuk angin hebat itu adalah penyakit
yg berbahaya, bahkan bisa menimbulkan kematian hanya dlm waktu 15
hingga 30 menit sejak serangan pertama.

Jadi kata Teguh lagi, jika Anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya
tidak melakukan aktivitas fisik apapun termasuk berhubungan seks.
Segeralah pergi ke rumah sakit yg menyediakan fasilitas penanganan
gawat darurat jantung.

Ingat! Tidak boleh lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.

Sindrom serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru akhir
banyak disikapi masyarakat dgn tindakan yg salah. Misalnya,penderita
dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan utk
mengeluarkan angin. Padahal, penderita bisa meninggal mendadak tanpa
ada tanda-tanda sakit


Gejalanya:

Muncul keluhan nyeri ditengah dada, seperti
· Rasa ditekan
· Rasa diremas-remas, menjalar ke leher, lengan kiri dan kanan, serta ulu hati.
· Rasa terbakar dgn sesak napas dan keringat dingin.

Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri,
bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yg disertai kembung
pada ulu hati seperti masuk angin atau maag.

Sumber masalah sesungguh hanya terletak pada penyempitan pembuluh
darah jantung (vasokonstriksi) .

Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal :
· Pertama, adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dlm pembuluh darah
akibat konsumsi kolesterol tinggi.
· Kedua, sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus);
· Ketiga, Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang
yg terus menerus.
· Keempat, infeksi pada pembuluh darah..
Penyempitan itu, lanjutnya lagi, mengakibatkan berkurangnya oksigen yg
masuk ke dalam jantung.

Ketidak-seimbangan pasokan dgn kebutuhan oksigen pada tubuh
mengakibatkan nyeri dada yg dalam istilah medisnya disebut angina.

Namun kata Teguh, hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada
sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dgn serangan jantung
koroner (SJK) (infark miokard).

Pada SJK, angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung
karena aktivitas fisik yg berlebihan. Sementara pada SSJKA angina
terjadi akibat sumbatan tidak total yg dirasakan saat istirahat.

'SSJKA ini memang mendadak. Bukan karena capek, masuk angin, atau
penyakit-penyakit lainnya. Biasanya penderita akan meninggal paling
lama lima belas menit setelah keluhan rasa nyeri pertama kali
dirasakan' kata Teguh.

Masyarakat diminta waspada terhadap keluhan angin ini. Soalnya
penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat.

Diambil dari Forum Kesehatan Kaskus